Thursday, August 17, 2017

Keadilan Allah



Banyak manusia yang ga puas sama nasib hidupnya kemudian mengeluh, “Tuhan ga adil !”.

Namun kita sadari bahwa memang sangat sulit memahami keadilan Allah di muka bumi ini. Ya, karena manusia adalah makhluk yang terbatas.

Ia pasti melihat sesuatu dari sebagian sisi saja, mustahil manusia bisa melihat apa yang terjadi dari semua sisinya. Sementara Allah memiliki ilmu yang tak terbatas. Dia Melihat sesuatu secara utuh dan menjalankan Keadilan-Nya sesuai dengan Ilmu-Nya. Lalu bagaimana manusia akan bisa memahami keadilan Allah? Kisah dibawah ini akan membantu kita untuk memahami bagaimana sebenarnya keadilan Allah pada hamba-Nya.Pada suatu hari, Ketika itu nabi Musa bermunajat kepada Allah untuk diajarkan mengenai apa itu keadilan. Setelah kian lama bermunajat, akhirnya turunlah Malaikat Jibril dengan membawa sebuah pesan dari Allah. 

Malaikat Jibril berpesan kepada Musa, “Wahai Musa apabila engkau Ingin belajar Mengenai apa itu Adil, maka Pergilah ke sebuah telaga, dan bersembunyilah di belakang batu besar di dekat telaga tersebut dan janganlah kamu muncul sehingga aku datang kepadamu lagi.” Ucap Jibril.

Keesokan harinya Nabi Musa pun berangkat dan menemukan sebuah telaga yang penuh dengan air, dan ia pun kemudian bersembunyi dibalik batu besar di dekat telaga tersebut. 

Tak Lama kemudian terdengar suara derap langkah Kuda, Kuda yang gagah dan ditunggangi oleh seorang pemuda yang gagah pula. Musa kemudian melihat pemuda itu berhenti dan mengambil air untuk berwudhu, pemuda itu kemudian Shalat. Setelah shalat pemuda itu Kemudian meninggalkan telaga tersebut. 

Musa kemudian bertanya-tanya, “apa maksud Adil dari Pemuda dan kudanya yang gagah itu?apakah ada hikmah adil dari peristiwa tersebut?”

Setelah pemuda itu pergi, lalu datang seorang anak kecil yang bermain-main di dekat telaga. Anak kecil tersebut bermain di air, kemudian anak kecil itu menemukan kantong didekat lokasi pemuda tadi shalat. Ia pun membuka kantong tersebut dan ternyata isinya adalah emas. Ternyata Kantong itu milik pemuda yang gagah tadi yang tertinggal, anak kecil tadi senang dan ia berlari menuju rumahnya. 

Musa yang melihat kejadian itu tak tahan ingin sekali untuk memberi tahukan kepada anak kecil, alangkah tidak baiknya perbuatan anak kecil itu. Ia telah mengambil barang yang bukan haknya, namun ia teringat pesan Jibril bahwa ia tak boleh beranjak dari balik batu sebelum datangnya Jibril.

Musa pun kembali bertanya-tanya lagi, “apa hikmah adil dari kejadian anak kecil yang mengambil kantong emas yang bukan miliknya, adakah Hikmah adil dari Allah atas kejadian itu?”

Selang kemudian, ada seorang kakek buta datang ke telaga itu, Kakek tersebut mengambil air di telaga kemudian shalat di tempat pemuda yang gagah tadi shalat. Selesai Shalat, terdengar pula Derap Langkah Kuda dari arah berlawanan, ternyata kuda yang berlari kencang ditunggangi pemuda yang tadi.

Pemuda itu pun bertanya kepada Kakek buta itu, “Apa Kau melihat kantong berisi emas di tempat ini?”. Kakek itu pun menjawab, Bagaimana aku melihat kantong itu sedangkan melihat benda saja aku tak bisa. Aku tak melihat kantong itu.

Namun Pemuda itu tak percaya, Ia terus menanyakan kantong itu kepada kakek buta tersebut. Si Kakek tetap bersikukuh ia tak mengetahuinya. Saking Kesalnya, akhirnya si pemuda menghunus pedangnya ke tubuh kakek yang buta. Kakek itu pun terbunuh oleh pemuda gagah tersebut. Musa pun semakin khawatir, Ia tak bisa tinggal diam begitu saja, melihat kakek buta yang tak bersalah dibunuh oleh pemuda dan anak kecil tadi bebas mengambil kantong emas si pemuda itu. Namun, ia kembali teringat pesan Jibril untuk tidak keluar dari Batu besar tersebut sampai Jibril datang.

Tak lama setelah itu, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as kemudian bertanya apa maksud adil dari kejadian ini. Malaikat Jibril kemudian bercerita tentang siapa si pemuda gagah itu.

Pemuda gagah itu merupakan seorang pengusaha, kaya raya. Tatkala itu, saat perusahaan sedang maju-majunya ada seorang pegawai kantornya mengajukan cuti karena Istrinya sakit. Namun, Pemuda itu sebagai atasan tak memberikan izin. 

Akhirnya karena kepentingan keluarga, si karyawan tadi memilih untuk mengundurkan diri. Karyawan yang mengundurkan diri tadi ternyata tidak diberi pesangon sepeser pun oleh perusahaan, padahal ia sangat membutuhkan untuk pengobatan istrinya. Ketika di perjalanan, Karyawan tadi dirampok oleh segerombolan orang ia kemudian mati terbunuh karena ia sama sekali tak membawa uang.

Jibril mengatakan kepada Nabi Musa, Engkau tahu siapa anak kecil tadi? Ia adalah anak dari karyawan si pemuda yang kaya itu. dan si Kakek tadi apakah engkau mengetahuinya? Ia adalah perampok yang dulu membunuh bapak dari anak kecil itu.

Salam.

Saturday, September 10, 2016

Menghargai Orang Lain



Dikisahkan seorang pemuda yang pandai melamar posisi manajerial di sebuah perusahaan yang lumayan besar. Pada wawancara terakhir Direktur bertanya, “Apakah Anda mendapatkan beasiswa di sekolah?” 

Pemuda itu menjawab, “Tidak”.

“Lalu siapa yang membayar biaya sekolah Anda?” tanya Direktur tersebut.

Pemuda itu menjawab, “Ayah saya meninggal ketika saya berumur satu tahun, jadi ibu saya yang membiayai sekolah saya”.

Direktur bertanya lagi, “Di mana ibumu bekerja?”. 

“Ibu saya bekerja sebagai buruh cuci”. 

Direktur kemudian meminta pemuda itu untuk menunjukkan telapak tangannya. Pemuda itu menunjukkan sepasang telapak tangan yang halus.

“Apakah Anda pernah membantu ibu mencuci pakaian sebelumnya?” 

Pemuda itu menjawab, “Tidak pernah, ibu saya selalu melarang saya membantu. Dia hanya ingin saya belajar dan bersekolah”.

Direktur mengatakan, “Sebelum saya menerima Anda bekerja di sini, saya punya permintaan. Sekarang pulanglah dan bersihkan tangan ibumu. Besok pagi Anda bisa menemui saya kembali”.

Pemuda itu pulang dengan perasaan girang. Dia merasa kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan impiannya sudah sangat besar. Ketika ia pulang ke rumah, dengan senang hati ia meminta tangan ibunya untuk dibersihkan. Meskipun merasa aneh, tapi melihat raut muka anaknya yang gembira, sang ibu memberikan tangannya.

Dengan pelan pemuda itu membuka telapak tangan ibunya. Ini adalah pertama kalinya dia memperhatikan telapak tangan orang yang selama ini membesarkannya.

Air matanya jatuh saat ia melihat telapak tangan ibunya begitu berkerut, tebal dan kasar. Beberapa luka kecil juga terdapat di sana.

Pemuda itu kini menyadari betapa susahnya pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemilik sepasang tangan ini untuk membesarkan dan membiayainya sekolah. Setelah membersihkan tangan ibunya, pemuda itu diam-diam mencuci semua sisa pakaian yang harus dikerjakan ibunya. 

Malam itu, tidak seperti biasanya, ibu dan anak berbicara untuk waktu yang sangat lama.

Keesokan paginya, sang pemuda kembali lagi ke kantor Direktur. Melihat sisa kesedihan pada raut mukanya, Direktur yang bijak ini sudah bisa menduga apa yang telah terjadi. 

Direktur mengatakan, “Ini adalah apa yang saya cari dari karyawan saya. Saya ingin merekrut orang yang dapat menghargai jerih payah orang lain, orang yang peka terhadap penderitaan orang lain dan tidak menempatkan uang sebagai satu-satunya tujuan hidupnya. Anda diterima!”.



Salam.

Kisah Uang



Perkenalkan namaku "Uang" atau biasa juga dipanggil "Duit", "Doku", atau "Fulus". Wajahku biasa aja sih, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.

Aku juga bisa merubah Perilaku, bahkan sifat Manusia karena banyak manusia yang mengidolakan aku. Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang shaleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya-melarat, atau hina-terhormat.

Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku. Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah lantaran aku. Anak dan orangtua berselisih lantaran diriku.

Meski aku bukan Tuhan, tapi banyak manusia menyembah aku seperti Tuhan, bahkan kerap kali hamba-hamba Tuhan lebih menghormatiku, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang.

Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku? Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi diriku.

Perlu di ingatkan bahwa aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda. Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani, apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda. Anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta untuk menerima penghakiman-Nya.

Saat itu, Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?



Terakhir yang ingin kukatakan bahwa . . .


Aku TIDAK ADA DI SURGA, oleh karena itu jangan cari aku disana.

Jangan dibaca




Jadi begini....

Dikisahkan bahwa ada seorang pendekar mabok, ya orang-orang menyebutnya seperti itu dikarenakan hobinya yang selalu mabok. "Tiada hari tanpa Mabok."

Singkat cerita, Pada suatu waktu ia berkelana menyusuri dunia. Lalu tibalah ia ke sebuah kota yang tersohor akan kebobrokannya/kebangsatannya.

Di kota tersebut terdapat satu daerah yang didiami oleh berbagai jenis preman, mulai yang bergolok hingga yang berdasi kupu-kupu.

Dengan teknik maboknya ia menyusuri daerah itu tanpa kenal rasa takut sedikitpun. 

Akhirnya sampailah ia bertemu dengan ketua preman di daerah itu. Sang pendekar mabok hanya mengucapkan satu kata yang dapat menghancurkannya.

Apakah kata itu?

Inilah kata itu . . . .





Dan ketua preman tersebut membalas perkataan pendekar yang mabok itu.

Katanya . . .