Banyak manusia yang ga puas sama nasib hidupnya kemudian mengeluh, “Tuhan ga adil !”.
Namun kita sadari bahwa memang sangat sulit memahami keadilan Allah di muka bumi ini. Ya, karena manusia adalah makhluk yang terbatas.
Ia pasti melihat sesuatu dari sebagian sisi saja, mustahil manusia bisa melihat apa yang terjadi dari semua sisinya. Sementara Allah memiliki ilmu yang tak terbatas. Dia Melihat sesuatu secara utuh dan menjalankan Keadilan-Nya sesuai dengan Ilmu-Nya. Lalu bagaimana manusia akan bisa memahami keadilan Allah? Kisah dibawah ini akan membantu kita untuk memahami bagaimana sebenarnya keadilan Allah pada hamba-Nya.Pada suatu hari, Ketika itu nabi Musa bermunajat kepada Allah untuk diajarkan mengenai apa itu keadilan. Setelah kian lama bermunajat, akhirnya turunlah Malaikat Jibril dengan membawa sebuah pesan dari Allah.
Malaikat Jibril berpesan kepada Musa, “Wahai Musa apabila engkau Ingin belajar Mengenai apa itu Adil, maka Pergilah ke sebuah telaga, dan bersembunyilah di belakang batu besar di dekat telaga tersebut dan janganlah kamu muncul sehingga aku datang kepadamu lagi.” Ucap Jibril.
Keesokan harinya Nabi Musa pun berangkat dan menemukan sebuah telaga yang penuh dengan air, dan ia pun kemudian bersembunyi dibalik batu besar di dekat telaga tersebut.
Tak Lama kemudian terdengar suara derap langkah Kuda, Kuda yang gagah dan ditunggangi oleh seorang pemuda yang gagah pula. Musa kemudian melihat pemuda itu berhenti dan mengambil air untuk berwudhu, pemuda itu kemudian Shalat. Setelah shalat pemuda itu Kemudian meninggalkan telaga tersebut.
Musa kemudian bertanya-tanya, “apa maksud Adil dari Pemuda dan kudanya yang gagah itu?apakah ada hikmah adil dari peristiwa tersebut?”
Setelah pemuda itu pergi, lalu datang seorang anak kecil yang bermain-main di dekat telaga. Anak kecil tersebut bermain di air, kemudian anak kecil itu menemukan kantong didekat lokasi pemuda tadi shalat. Ia pun membuka kantong tersebut dan ternyata isinya adalah emas. Ternyata Kantong itu milik pemuda yang gagah tadi yang tertinggal, anak kecil tadi senang dan ia berlari menuju rumahnya.
Musa yang melihat kejadian itu tak tahan ingin sekali untuk memberi tahukan kepada anak kecil, alangkah tidak baiknya perbuatan anak kecil itu. Ia telah mengambil barang yang bukan haknya, namun ia teringat pesan Jibril bahwa ia tak boleh beranjak dari balik batu sebelum datangnya Jibril.
Musa pun kembali bertanya-tanya lagi, “apa hikmah adil dari kejadian anak kecil yang mengambil kantong emas yang bukan miliknya, adakah Hikmah adil dari Allah atas kejadian itu?”
Selang kemudian, ada seorang kakek buta datang ke telaga itu, Kakek tersebut mengambil air di telaga kemudian shalat di tempat pemuda yang gagah tadi shalat. Selesai Shalat, terdengar pula Derap Langkah Kuda dari arah berlawanan, ternyata kuda yang berlari kencang ditunggangi pemuda yang tadi.
Pemuda itu pun bertanya kepada Kakek buta itu, “Apa Kau melihat kantong berisi emas di tempat ini?”. Kakek itu pun menjawab, Bagaimana aku melihat kantong itu sedangkan melihat benda saja aku tak bisa. Aku tak melihat kantong itu.
Namun Pemuda itu tak percaya, Ia terus menanyakan kantong itu kepada kakek buta tersebut. Si Kakek tetap bersikukuh ia tak mengetahuinya. Saking Kesalnya, akhirnya si pemuda menghunus pedangnya ke tubuh kakek yang buta. Kakek itu pun terbunuh oleh pemuda gagah tersebut. Musa pun semakin khawatir, Ia tak bisa tinggal diam begitu saja, melihat kakek buta yang tak bersalah dibunuh oleh pemuda dan anak kecil tadi bebas mengambil kantong emas si pemuda itu. Namun, ia kembali teringat pesan Jibril untuk tidak keluar dari Batu besar tersebut sampai Jibril datang.
Tak lama setelah itu, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Musa as. Nabi Musa as kemudian bertanya apa maksud adil dari kejadian ini. Malaikat Jibril kemudian bercerita tentang siapa si pemuda gagah itu.
Pemuda gagah itu merupakan seorang pengusaha, kaya raya. Tatkala itu, saat perusahaan sedang maju-majunya ada seorang pegawai kantornya mengajukan cuti karena Istrinya sakit. Namun, Pemuda itu sebagai atasan tak memberikan izin.
Akhirnya karena kepentingan keluarga, si karyawan tadi memilih untuk mengundurkan diri. Karyawan yang mengundurkan diri tadi ternyata tidak diberi pesangon sepeser pun oleh perusahaan, padahal ia sangat membutuhkan untuk pengobatan istrinya. Ketika di perjalanan, Karyawan tadi dirampok oleh segerombolan orang ia kemudian mati terbunuh karena ia sama sekali tak membawa uang.
Jibril mengatakan kepada Nabi Musa, Engkau tahu siapa anak kecil tadi? Ia adalah anak dari karyawan si pemuda yang kaya itu. dan si Kakek tadi apakah engkau mengetahuinya? Ia adalah perampok yang dulu membunuh bapak dari anak kecil itu.
Salam.
Salam.